Senin, 13 Februari 2012

USA Lancarkan Global Hawk Ke Korea Utara

Foto : Pesawat Global Hawk milik AS (AFP) Amerika Serikat (AS) diam-diam mulai mengerahkan pesawat mata-mata tak berawaknya dari Korea Selatan (Korsel) yang akan mengintai aktivitas militer Korea Utara (Korut).


Suratkabar AS Star and Stripes memberitakan, AS dan Korsel tengah membicarakan penerbangan pesawat Global Hawk di Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan dua negara korea tersebut.

Pejabat militer AS Letnan Kolonel David Gerhardt pada menyatakan, akan menerbangkan pesawat tersebut di Korea setelah perjanjian disepakati. Demikian seperti diberitakan AFP, Kamis (15/9/2011).

Meski demikian, pejabat Departemen Pertahanan Korsel belum berkomentar terhadap masalah pesawat mata-mata ini.

AS yang menempatkan 28.500 pasukannya di Korsel sebelumnya juga sudah mengawasi Korut lewat satelit dan dua pesawat mata-matanya, pesawat Global Hawk yang akan diterbangkan ke Korut dapat bertahan lama di ketinggian 20 kilometer. Pesawat tersebut juga dapat mengintai objek sejauh 550 kilometer.

Dengan kemampuan mengintai sejauh 550 kilometer, bisa saja pesawat tersebut terbang di wilayah DMZ namun mengaawasi seluruh wilayah Korut dan perbatasan Korut dan China. Global Hawk juga memiliki radar dan perangkat yang dapat mengganggu sistem komunikasi militer.

Korut saat ini masih bersitegang dengan Korsel, sikap konfrontatif antar kedua negara Korea tersebut masih sering terjadi. Pada Maret 2010, Korut diduga melancarkan serangan torpedo ke kapal perang Korsel dan menewaskan 46 orang. Amerika Serikat (AS) diam-diam mulai mengerahkan pesawat mata-mata tak berawaknya dari Korea Selatan (Korsel) yang akan mengintai aktivitas militer Korea Utara (Korut).

Suratkabar AS Star and Stripes memberitakan, AS dan Korsel tengah membicarakan penerbangan pesawat Global Hawk di Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan dua negara korea tersebut.

Pejabat militer AS Letnan Kolonel David Gerhardt pada menyatakan, akan menerbangkan pesawat tersebut di Korea setelah perjanjian disepakati. Demikian seperti diberitakan AFP, Kamis (15/9/2011).

Meski demikian, pejabat Departemen Pertahanan Korsel belum berkomentar terhadap masalah pesawat mata-mata ini.

AS yang menempatkan 28.500 pasukannya di Korsel sebelumnya juga sudah mengawasi Korut lewat satelit dan dua pesawat mata-matanya, pesawat Global Hawk yang akan diterbangkan ke Korut dapat bertahan lama di ketinggian 20 kilometer. Pesawat tersebut juga dapat mengintai objek sejauh 550 kilometer.

Dengan kemampuan mengintai sejauh 550 kilometer, bisa saja pesawat tersebut terbang di wilayah DMZ namun mengaawasi seluruh wilayah Korut dan perbatasan Korut dan China. Global Hawk juga memiliki radar dan perangkat yang dapat mengganggu sistem komunikasi militer.

Korut saat ini masih bersitegang dengan Korsel, sikap konfrontatif antar kedua negara Korea tersebut masih sering terjadi. Pada Maret 2010, Korut diduga melancarkan serangan torpedo ke kapal perang Korsel dan menewaskan 46 orang.

0 komentar:

Posting Komentar